Tuesday, August 23, 2011

simple messages

waking to a simple morning
I realized
there were tears in my eyes

of sunlight passing
through the curtain's slit
   it was too painful
   true meaning of heartbreak

still looming
promises of the past
   the you,nonchalantly broke
            with some
               simple messages.

Monday, August 15, 2011

Perompak Hati

kan telah kita janji
     menjejak syurgawi
     melintas langit
                  menari di bulan

dan kau selami
       setitis gelora

tanpaku

                              kini kau lari
                           setelah bertahun
                         merompak hatiku

                      cuma untuk mencampaknya
                      di tebing tinggi

Friday, March 18, 2011

serpihan

Tuesday, March 8, 2011

Debu Senja

siurnya telah sesalur hati
dibocor hujan
dedebu kayu

ditikam mata pekatnya horizon
setelah mekar dinding malar;

dimamah pergi
rakus ngauman gerigi besi.





Julia&V
7/3/2011

Danau Kelmarin

hujung jariku
masih tercucuk serpih kaca
fragmen kasihmu

              hujung mataku
              tercacah masih kelibat kelmarin
              desah basah pabila
              kau menutup pintu

   sepertinya,

    danau hijau terempang kalbu
    tersejat sudah
     raungan kemarau.




Julia&V
7/3/2011

Sunday, February 27, 2011

Frekwensi Rahmat

yang merumus debu rempah di Marikh
yang menyemai bunga di Zuhrah

yang menurun tangisan di Neptun
yang mengkecamuk nafas di Musytari

semayam Maha Tinggi
geranyam jari jemari

yang melukis dua muka
pada Apollo dan Hermes

itulah Allah
menyambung bintang,
dilambung mawar serinya malam.

Wednesday, February 23, 2011

Cinema

a number of nothingness seemed clear
in the empty seats between you and me

the flashes on the large screen
lighted up the dark hall every now and then

and my eyes ran away when its bright
it will be awkward if you caught me looking

that hair at shoulder length
and unmoved gaze behind the shallow glasses

I wonder how the world swivels
inside those dreamy eyes of yours

that before the credits roll
silently flowed,translucent tears.

Tuesday, February 22, 2011

Petir Putih

seperti petir putih
yang datangnya
dalam biru langit berawan

  dan pasti sebentar
  silau mentari pergi
  menjengah tiba
             gelora ribut dan hujan

             senyuman yang dingin
                             dan rambut dihinggap cahaya
                            bagaikan petir putih;

                            terdetik kejut dihatiku
                                     pastikan tiba
                                mendung tak bertepi

Monday, February 21, 2011

Tekstil Roh

berkilau jiwa
dari simbahan warna

canting canting si corak carik
bertambah asyik
bertambah fasik

warna sandiwara
palet dunia
warna kembalinya
lukisan neraka

tekaplah semula
genealogi usulnya lembar hodoh itu
bila direndam roh dalam peluntur ampun;

 kan terbit suatu sahaya
lahir dari putih mutiara.

Friday, February 11, 2011

romanticism

"at the Shin-Sekai...in Ginza-Cho.the sign says "Milk Hall",enticing people of its innocence while under its curtain,they naughtily serve Soda..."
 
"the Sakura tree is in full bloom,when one night before the rain of spring,we will sit down under it like we did for many years ago,and we will say nothing..."
 
 "...I had tears flowing down my cheek,from just looking at her for the first time,and her the same.as if...it had been ages of centuries that we have not meet each other"
 
" on the rustling street after a tense drink in blues , I saw him , in a peculiar working suit I've never seen him worn before.the moment he said "...my bad ", I held him on his arm,and we walked home together."

"I could not question her why. although long had decided that it is best to watch her from afar,but then the pain of seeing her in the arms of someone else,was too heavy a burden to bear..."


rainbow season

with sky lavender to east,
and west of  vermillion bright
milky clouds aren't nigh
      the sipping blue out of town.


long lost walk to the hillside
dreamy tales of tranquility
   where none to might,
endless beaut of heaven bestowed


when I could turn over my shoulder,
to stare tirelessly to the arc of colors
       till the fade of uncouth time,
is the longed for what,of this wavering heart.

Monday, February 7, 2011

21

tumbuhnya hutan
dari benih yang merah
digenang suram langit
disapa pilu bintang

tidurnya hati
kadang sakit terjerut nafsi
dihambat gerun laut
tenang rimbun dambaan nyawa

bermimpi hidup saujana
di arah liku menuju tangga

dan masihkah,
sejauh seroja
setinggi bima

satu dan puluh dua
ribu mata hariku
lagi,adakah ada
sepusing jangka yang melawat diri.

Monday, January 31, 2011

Tesis Ombak

kelabu bisikan air
tanpa silau spektrum pasir
di atas tebing,
angin rindu dari masa lalu


dari jauh
raungan ombak mengaduh
kelacuran jangkanya
dihambat kering awan gelap,
menutup hari


kalakian biru nyawanya

membunting juta
makin kini tersoyak pergi
kelengar dari azabnya
mentari.

putih.

hendak menyampai,tidak mampu


hendak mengajar,tidak berilmu


jadi aku berpuisi


melukis erti dalam selimut ayat



menguntai hati yang meratapi diri sendiri


supaya mungkin,sedikit sedikit


tersampai makna ke jiwa yang lain.



BismillahirRahmanirRahim.

Sunday, January 30, 2011

Ekaatom Iman

seutas galaksi dalam kitaran
tiga dan tiga puluh

dari mungkulnya mata
mengempang dosa
tapi bongkoknya lewat malam;

mengimpal takwa
dari wolfram kasih Tuhan
menyadur nafsu
dengan likatnya iman

yojana alam terlukis
dalam siaran darahku
yang mengharap dikit
cebisan raksi
di alam kiamat

Fragmen Sesalan

birai rapuh disisi jambatan
menggusar niatku untuk melintas
laluan ini,
untuk mengejar bayang-bayangmu

walau dari seberang itu jua;
tempat datangnya aku
setelah pergi mencari makan
sepuluh tahun,
yang lekasnya bagai sekilas

setelah laut aku renangi
setelah gaung aku langkaui
masih,gagal ku temu
sedikit jiwa
untuk menduga sungai kasihmu.

andainya aku yang dahulu
mengerti maksud dalam senyuman


akan ku bina seribu tangga
dari janji dan cahaya
supaya tidak terasa jangka nantimu,
yang meminta daku,
dekat padamu.

Friday, January 28, 2011

Xerofit Cinta

suainya tanah takkan menipu
betapa benci dikau padaku
yang menagih-nagih;
titisan kasih darimu

malam tanpa tidurku
dililit akar kata-katamu
yang menusuk mimpi;
terdapat decitan dihujung bibirmu

dibiar sendiri di alam gersang
persada kosong pentas hati
menanti intai renung tajammu
berpaling lagi pada diriku

sebelas abad bisa kan lalu
tanpa sedikit kilas wajahmu
namun aku,Xerofit cinta
walau kiamat melambai tiba
masih berharap
dalam diam lenaku
muncul kamu dalam mimpiku.

mengenal diri (I)

menjadi diri sendiri bukannya mudah.

bagaimana kita dapat mengetahui,samada jika kita mempamerkan diri kita yang sebenar atau tidak? mudah sahaja.

menyesali tindakan yang dilakukan.terfikir "kenapalah aku buat macam tu."

tidakkah kita terfikir,sekiranya kita melakukan sesuatu yang berbeza dari apa yang telah selesai,adakah itu maknanya kita melakukan sesuatu yang kita benar-benar mahu,yakni menjadi diri sendiri?

sometimes that may be the case,but sometimes it is not.humans,are too complex to be simplified with simple words.

sebenarnya,kita perlu membezakan yang mana merupakan isi hati kita sendiri,dan yang mana merupakan bisikan syaitan.ilham dari Allah juga perlu dikenalpasti,serta digunakan sebaik mungkin.

suara hati tidak semestinya melambangkan diri kita sendiri.adakalanya kita perlu lakukan apa yang kita rasa tidak patut,kerana kesannya mungkin bertentangan dari pandangan orang lain.juga bisikan syaitan itu dapat dikenali,jika sahaja kita cukup mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu.

sesuatu yang baik dari tanggapan kita,adakalanya buruk di sisi Allah.sesuatu yang buruk dari tanggapan kita,mungkin sahaja merupakan ujian dari Allah yang menjanjikan pahala kepada mereka yang bersabar menghadapinya.

Jeritan Yang Pudar

Terhentinya madah
setelah akhir,terbenam matahari
merenung padaku dengan tajam
kekeliruan dan kekecewaan
apabila hati diperdaya ilusi-ilusi kaleidoskop
mata dan rohku kini meronta
dalam lembayung kesayuan dan kesakitan

laksana guruh petir menyambar
hasratku,harapanku,mustahil bisa terkabul
kau yang menyalut kewujudanmu di angkasa
tidak tercapai
dan bulan yang hitam
dibayangi awan
merenung padaku dengan benci

Jeritanku yang kabur
tidak bergema,tidak disedari
aku diperangkap dalam lembah gelap
buta mataku,kelu lidahku
menanti saat mengalir
aku jatuh tersungkur dalam kelemahan sendiri
langsung lenyap dalam kabus tebal

Telah tiada lagi suria akan terbit
melainkan menyinari dikit,jari yang ketar ini
sebuah gerhana yang memilukan
betapa dengki dan cemburu
pada dirimu,penghuni dunia cahaya
aku melarang langsung,kini
dari hinggap di hati cinta dan damai

Lenyaplah jiwa dari kekesalan dunia
lebur bersama
bunga yang mati di pinggir jalan
dan siapa kan sedari,
siapa kan peduli
kerana telah aku sesat dan menyerah
dalam labirin ini,menuju ke hatimu.




8/1/2009

Singgahsana Kosong

dalam deraian air mata
aku berpaling
melihat singgahsana yang telah kosong.

tarian yang direncat
nafas-nafas iblis
sepertinya engkau menyalahkan aku?

yang melainkan cinta,
tiada apa
tertulis kemi dalam remuknya hati.

Vorteks Dosa

diusik kalbu persada semalam
yang lewat pada persiaran mata
adalah cahaya-cahaya merah
menyimbah deras
wajah sugulku.

seribu rasa,
bergelodak bagai masaknya laut
yang terburu-buru ingin memuntah isinya
menyapu bangkai di tebing alpa
aku yang menghidu;
haruman neraka.

dipisah sipi jurangan nipis
antara darat dan tangga ke langit
tertambat di puing sebatu rantai
kakiku,
dan wajah mendongak tiada daya

rusuk dan rusuk kian bertemu
namun hati, masih diam di situ
disalut malam tanpa rembulan
jeritanku
kini kelabu disadur syaitan

bilakan tiba lagi
putihnya senandung sunyi
yang pernah menyemai benih-benih
di atas lidahku
agar aku yang menunggu
mengukir harap;

turunnya Malaikat mengirim salam
meminta rahmat buat roh tersumpah
kembalinya aku ke simpang
meminta kunci
agar dibuka belenggu kaki
memanjat tangga menuju syurgawi.