Terhentinya madah
setelah akhir,terbenam matahari
merenung padaku dengan tajam
kekeliruan dan kekecewaan
apabila hati diperdaya ilusi-ilusi kaleidoskop
mata dan rohku kini meronta
dalam lembayung kesayuan dan kesakitan
laksana guruh petir menyambar
hasratku,harapanku,mustahil bisa terkabul
kau yang menyalut kewujudanmu di angkasa
tidak tercapai
dan bulan yang hitam
dibayangi awan
merenung padaku dengan benci
Jeritanku yang kabur
tidak bergema,tidak disedari
aku diperangkap dalam lembah gelap
buta mataku,kelu lidahku
menanti saat mengalir
aku jatuh tersungkur dalam kelemahan sendiri
langsung lenyap dalam kabus tebal
Telah tiada lagi suria akan terbit
melainkan menyinari dikit,jari yang ketar ini
sebuah gerhana yang memilukan
betapa dengki dan cemburu
pada dirimu,penghuni dunia cahaya
aku melarang langsung,kini
dari hinggap di hati cinta dan damai
Lenyaplah jiwa dari kekesalan dunia
lebur bersama
bunga yang mati di pinggir jalan
dan siapa kan sedari,
siapa kan peduli
kerana telah aku sesat dan menyerah
dalam labirin ini,menuju ke hatimu.
8/1/2009
Friday, January 28, 2011
Jeritan Yang Pudar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment