waking to a simple morning
I realized
there were tears in my eyes
of sunlight passing
through the curtain's slit
it was too painful
true meaning of heartbreak
still looming
promises of the past
the you,nonchalantly broke
with some
simple messages.
Tuesday, August 23, 2011
simple messages
Posted by Julia&V at 11:52 PM 0 comments
Monday, August 15, 2011
Perompak Hati
kan telah kita janji
menjejak syurgawi
melintas langit
menari di bulan
dan kau selami
setitis gelora
tanpaku
kini kau lari
setelah bertahun
merompak hatiku
cuma untuk mencampaknya
di tebing tinggi
Posted by Julia&V at 10:31 PM 0 comments
Friday, March 18, 2011
Tuesday, March 8, 2011
Debu Senja
siurnya telah sesalur hati
dibocor hujan
dedebu kayu
ditikam mata pekatnya horizon
setelah mekar dinding malar;
dimamah pergi
rakus ngauman gerigi besi.
Julia&V
7/3/2011
Posted by Julia&V at 8:43 AM 0 comments
Danau Kelmarin
hujung jariku
masih tercucuk serpih kaca
fragmen kasihmu
hujung mataku
tercacah masih kelibat kelmarin
desah basah pabila
kau menutup pintu
sepertinya,
danau hijau terempang kalbu
tersejat sudah
raungan kemarau.
Julia&V
7/3/2011
Posted by Julia&V at 8:41 AM 0 comments
Sunday, February 27, 2011
Frekwensi Rahmat
yang merumus debu rempah di Marikh
yang menyemai bunga di Zuhrah
yang menurun tangisan di Neptun
yang mengkecamuk nafas di Musytari
semayam Maha Tinggi
geranyam jari jemari
yang melukis dua muka
pada Apollo dan Hermes
itulah Allah
menyambung bintang,
dilambung mawar serinya malam.
Posted by Julia&V at 7:40 AM 0 comments
Labels: puisi
Wednesday, February 23, 2011
Cinema
a number of nothingness seemed clear
in the empty seats between you and me
the flashes on the large screen
lighted up the dark hall every now and then
and my eyes ran away when its bright
it will be awkward if you caught me looking
that hair at shoulder length
and unmoved gaze behind the shallow glasses
I wonder how the world swivels
inside those dreamy eyes of yours
that before the credits roll
silently flowed,translucent tears.
Posted by Julia&V at 8:18 AM 0 comments
Labels: poem
Tuesday, February 22, 2011
Petir Putih
seperti petir putih
yang datangnya
dalam biru langit berawan
dan pasti sebentar
silau mentari pergi
menjengah tiba
gelora ribut dan hujan
senyuman yang dingin
dan rambut dihinggap cahaya
bagaikan petir putih;
terdetik kejut dihatiku
pastikan tiba
mendung tak bertepi
Posted by Julia&V at 8:48 AM 0 comments
Labels: puisi
Monday, February 21, 2011
Tekstil Roh
berkilau jiwa
dari simbahan warna
canting canting si corak carik
bertambah asyik
bertambah fasik
warna sandiwara
palet dunia
warna kembalinya
lukisan neraka
tekaplah semula
genealogi usulnya lembar hodoh itu
bila direndam roh dalam peluntur ampun;
kan terbit suatu sahaya
lahir dari putih mutiara.
Posted by Julia&V at 9:28 AM 0 comments
Friday, February 11, 2011
romanticism
"at the Shin-Sekai...in Ginza-Cho.the sign says "Milk Hall",enticing people of its innocence while under its curtain,they naughtily serve Soda..."
"the Sakura tree is in full bloom,when one night before the rain of spring,we will sit down under it like we did for many years ago,and we will say nothing..."
"...I had tears flowing down my cheek,from just looking at her for the first time,and her the same.as if...it had been ages of centuries that we have not meet each other"
" on the rustling street after a tense drink in blues , I saw him , in a peculiar working suit I've never seen him worn before.the moment he said "...my bad ", I held him on his arm,and we walked home together."
"I could not question her why. although long had decided that it is best to watch her from afar,but then the pain of seeing her in the arms of someone else,was too heavy a burden to bear..."
Posted by Julia&V at 6:24 AM 0 comments
Labels: stories
rainbow season
with sky lavender to east,
and west of vermillion bright
milky clouds aren't nigh
the sipping blue out of town.
long lost walk to the hillside
dreamy tales of tranquility
where none to might,
endless beaut of heaven bestowed
when I could turn over my shoulder,
to stare tirelessly to the arc of colors
till the fade of uncouth time,
is the longed for what,of this wavering heart.
Posted by Julia&V at 6:05 AM 0 comments
Labels: poem
Monday, February 7, 2011
21
tumbuhnya hutan
dari benih yang merah
digenang suram langit
disapa pilu bintang
tidurnya hati
kadang sakit terjerut nafsi
dihambat gerun laut
tenang rimbun dambaan nyawa
bermimpi hidup saujana
di arah liku menuju tangga
dan masihkah,
sejauh seroja
setinggi bima
satu dan puluh dua
ribu mata hariku
lagi,adakah ada
sepusing jangka yang melawat diri.
Posted by Julia&V at 7:41 AM 0 comments
Labels: puisi
Monday, January 31, 2011
Tesis Ombak
kelabu bisikan air
tanpa silau spektrum pasir
di atas tebing,
angin rindu dari masa lalu
dari jauh
raungan ombak mengaduh
kelacuran jangkanya
dihambat kering awan gelap,
menutup hari
kalakian biru nyawanya
membunting juta
makin kini tersoyak pergi
kelengar dari azabnya
mentari.
Posted by Julia&V at 3:28 AM 0 comments
Labels: puisi
putih.
hendak menyampai,tidak mampu
hendak mengajar,tidak berilmu
jadi aku berpuisi
melukis erti dalam selimut ayat
menguntai hati yang meratapi diri sendiri
supaya mungkin,sedikit sedikit
tersampai makna ke jiwa yang lain.
BismillahirRahmanirRahim.
Posted by Julia&V at 3:04 AM 0 comments
Labels: philosophy
Sunday, January 30, 2011
Ekaatom Iman
seutas galaksi dalam kitaran
tiga dan tiga puluh
dari mungkulnya mata
mengempang dosa
tapi bongkoknya lewat malam;
mengimpal takwa
dari wolfram kasih Tuhan
menyadur nafsu
dengan likatnya iman
yojana alam terlukis
dalam siaran darahku
yang mengharap dikit
cebisan raksi
di alam kiamat
Posted by Julia&V at 7:12 AM 0 comments
Fragmen Sesalan
birai rapuh disisi jambatan
menggusar niatku untuk melintas
laluan ini,
untuk mengejar bayang-bayangmu
walau dari seberang itu jua;
tempat datangnya aku
setelah pergi mencari makan
sepuluh tahun,
yang lekasnya bagai sekilas
setelah laut aku renangi
setelah gaung aku langkaui
masih,gagal ku temu
sedikit jiwa
untuk menduga sungai kasihmu.
andainya aku yang dahulu
mengerti maksud dalam senyuman
akan ku bina seribu tangga
dari janji dan cahaya
supaya tidak terasa jangka nantimu,
yang meminta daku,
dekat padamu.
Posted by Julia&V at 6:12 AM 0 comments
Labels: puisi
Friday, January 28, 2011
Xerofit Cinta
suainya tanah takkan menipu
betapa benci dikau padaku
yang menagih-nagih;
titisan kasih darimu
malam tanpa tidurku
dililit akar kata-katamu
yang menusuk mimpi;
terdapat decitan dihujung bibirmu
dibiar sendiri di alam gersang
persada kosong pentas hati
menanti intai renung tajammu
berpaling lagi pada diriku
sebelas abad bisa kan lalu
tanpa sedikit kilas wajahmu
namun aku,Xerofit cinta
walau kiamat melambai tiba
masih berharap
dalam diam lenaku
muncul kamu dalam mimpiku.
Posted by Julia&V at 3:13 PM 0 comments
Labels: puisi
mengenal diri (I)
menjadi diri sendiri bukannya mudah.
bagaimana kita dapat mengetahui,samada jika kita mempamerkan diri kita yang sebenar atau tidak? mudah sahaja.
menyesali tindakan yang dilakukan.terfikir "kenapalah aku buat macam tu."
tidakkah kita terfikir,sekiranya kita melakukan sesuatu yang berbeza dari apa yang telah selesai,adakah itu maknanya kita melakukan sesuatu yang kita benar-benar mahu,yakni menjadi diri sendiri?
sometimes that may be the case,but sometimes it is not.humans,are too complex to be simplified with simple words.
sebenarnya,kita perlu membezakan yang mana merupakan isi hati kita sendiri,dan yang mana merupakan bisikan syaitan.ilham dari Allah juga perlu dikenalpasti,serta digunakan sebaik mungkin.
suara hati tidak semestinya melambangkan diri kita sendiri.adakalanya kita perlu lakukan apa yang kita rasa tidak patut,kerana kesannya mungkin bertentangan dari pandangan orang lain.juga bisikan syaitan itu dapat dikenali,jika sahaja kita cukup mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu.
sesuatu yang baik dari tanggapan kita,adakalanya buruk di sisi Allah.sesuatu yang buruk dari tanggapan kita,mungkin sahaja merupakan ujian dari Allah yang menjanjikan pahala kepada mereka yang bersabar menghadapinya.
Posted by Julia&V at 10:05 AM 1 comments
Labels: philosophy
Jeritan Yang Pudar
Terhentinya madah
setelah akhir,terbenam matahari
merenung padaku dengan tajam
kekeliruan dan kekecewaan
apabila hati diperdaya ilusi-ilusi kaleidoskop
mata dan rohku kini meronta
dalam lembayung kesayuan dan kesakitan
laksana guruh petir menyambar
hasratku,harapanku,mustahil bisa terkabul
kau yang menyalut kewujudanmu di angkasa
tidak tercapai
dan bulan yang hitam
dibayangi awan
merenung padaku dengan benci
Jeritanku yang kabur
tidak bergema,tidak disedari
aku diperangkap dalam lembah gelap
buta mataku,kelu lidahku
menanti saat mengalir
aku jatuh tersungkur dalam kelemahan sendiri
langsung lenyap dalam kabus tebal
Telah tiada lagi suria akan terbit
melainkan menyinari dikit,jari yang ketar ini
sebuah gerhana yang memilukan
betapa dengki dan cemburu
pada dirimu,penghuni dunia cahaya
aku melarang langsung,kini
dari hinggap di hati cinta dan damai
Lenyaplah jiwa dari kekesalan dunia
lebur bersama
bunga yang mati di pinggir jalan
dan siapa kan sedari,
siapa kan peduli
kerana telah aku sesat dan menyerah
dalam labirin ini,menuju ke hatimu.
8/1/2009
Posted by Julia&V at 6:53 AM 0 comments
Labels: puisi
Singgahsana Kosong
dalam deraian air mata
aku berpaling
melihat singgahsana yang telah kosong.
tarian yang direncat
nafas-nafas iblis
sepertinya engkau menyalahkan aku?
yang melainkan cinta,
tiada apa
tertulis kemi dalam remuknya hati.
Posted by Julia&V at 6:14 AM 0 comments
Labels: puisi
Vorteks Dosa
diusik kalbu persada semalam
yang lewat pada persiaran mata
adalah cahaya-cahaya merah
menyimbah deras
wajah sugulku.
seribu rasa,
bergelodak bagai masaknya laut
yang terburu-buru ingin memuntah isinya
menyapu bangkai di tebing alpa
aku yang menghidu;
haruman neraka.
dipisah sipi jurangan nipis
antara darat dan tangga ke langit
tertambat di puing sebatu rantai
kakiku,
dan wajah mendongak tiada daya
rusuk dan rusuk kian bertemu
namun hati, masih diam di situ
disalut malam tanpa rembulan
jeritanku
kini kelabu disadur syaitan
bilakan tiba lagi
putihnya senandung sunyi
yang pernah menyemai benih-benih
di atas lidahku
agar aku yang menunggu
mengukir harap;
turunnya Malaikat mengirim salam
meminta rahmat buat roh tersumpah
kembalinya aku ke simpang
meminta kunci
agar dibuka belenggu kaki
memanjat tangga menuju syurgawi.
Posted by Julia&V at 6:01 AM 0 comments
Labels: puisi